Rabu, 25 November 2009

lpaoran kimia anlitikus

A. PENDAHULUAN

1. Tujuan percobaan : menetapkan kadar HCl dalam sample asam
2. Dasar teori
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan.
Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah
Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah
contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+
Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah


Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat
contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat



Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2
Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah
contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa
1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir titrasi. Hentikan titrasi !

set alat titrasi

Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat.
Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH
Beberapa indikator asam basa
NAMA Ph RANGE WARNA TIPE(SIFAT)
Biru timol 1,2-2,8 merah - kuning Asam
Kuning metil 2,9-4,0 merah - kuning Basa
Jingga metil 3,1 – 4,4 merah - jingga Basa
Hijau bromkresol 3,8-5,4 kuning - biru Asam
Merah metil 4,2-6,3 merah - kuning Basa
Ungu bromkresol 5,2-6,8 kuning - ungu Asam
Biru bromtimol 6,2-7,6 kuning - biru Asam
Merah fenol 6,8-8,4 kuning - merah Asam
Ungu kresol 7,9-9,2 kuning - ungu Asam
Fenolftalein 8,3-10,0 t.b. - merah Asam
Timolftalein 9,3-10,5 t.b. - biru Asam
Kuning alizarin 10,0-12,0 kuning - ungu Basa

Dalam titrasi asam lemah pilihan indikatornya jauh lebih terbatas untuk asam dengan pKa 5 kira-kira sebesar pKa asam asetat, pH tersebut lebih tinggi daripada 7 pada titik ekivalendan perubahan pH relative kecil. Fenolftalein berubah warna di sekitar titik ekivalen dan merupakan indicator yang sesuai. Singkatnya , kita harus memilih indikator yang berubah warna disekitar titik ekivalendari titrasi.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
Pada umumnya cara kedua lebih dipilih karena kemudahan dalam pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis, walaupun tidak seakurat dengan pH meter. Gambar berikut merupakan perubahan warna yang terjadi jika menggunakan indikator fenolftalein.

3. Prinsip : Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan
4. Persamaan reaksi: HCl + NaOH NaCl + H2O

B. PROSEDUR

1. Melakukan pembakuan larutan NaOH
a. Timbang 60 mg asam oksalat
b. Masukan secara kuantitatif ke dalam erlenmeyer ad dengan 50 ml aquadest
c. Tambahkan 2 tetes indikatr fenolftalein
d. Titrasi dengan NaOH 0,1 N

2. Penetapan kadar sample HCl
a. Sample HCl di ad sampai 50 ml aquadest masukan ke dalam erlenmeyer
b. Tambahkan 2 tetes indicator fenolftalein
c. Titrasi dengan NaOH 0,1 N



Sebelum mencapai titik ekuivalen Setelah mencapai titik ekuivalen



C. DATA DAN PERHITUNGAN
Mg sam oksalat Volume NaOH
60 mg 9,80
- -
Rata-rata 9,80

Nornalitas NaOH = Berat asam oksalat (mg)
BE asam oksalat x V NaOH
= 60
63,04 x 9,80
= 0,097 N

Volume HCl Volume NaOH
10 ml 11,25
10 ml 12,00
10 ml 13,00
Rata-rata 12,083

Nornalitas NaOH = Vol titrasi x N NaOH
V sampel
= 12,083 x 0,097
10
= 0,117 N

D. PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan titrasi asam basa dengan indicator 2 tetes fenolftalein terdapat kesalahan sebesar 42 %. Factor yang mempengaruhinya yaitu:
1. Pembakuan NaOH hanya dilakukan sekali seharusnya pembakuan minimal duplo atau triplo, ini terjadi dikarenakan ada yang mencuri sample asam oksalat
2. Pada saat titrasi, ketika hampir terjadi perubahan warna dari putih menjadi merah muda terjadi kesalahan yaitu tidak dititrasi setengah tetes yang menyebabkan sample yang dititrasi terlalu pekat wananya.
3. Antara statip dan buret kurang simetris kemungkinan membaca skala yang salah
E. REFEFERENSI .
L Underwood.R.A Day, JR.2002.Analisis Kimia Kuantitatif, edisi 6, Gramedia.JAKARTA
Anonim,2009,Titrasi Asam Basa.http//www.google.com diakses tanggal 21 oktober 2009