Rabu, 23 Februari 2011

panasnya cuaca hari ini:sweaty:

alohaaaa.... selamat siang blogi hv a great holiday :woooh:hiyaaa gak kerasa sisa liburan tinggal menghitung jam . Yup! berhubung gak ada samasekali jadwal "ngayab" ya sudahlah g sercing2 aja sambil intipin dunia pesyen
*so centil amat yak g *:please: pas g sercing2 eits! nemu sesuatu "hm..." yg menurut g si asik dan bole juga di tiruu hii.. mupeng deh.


ini ni barang bukti yg g temuin

yeayyy! HANA TAJIMA !( sapa yg ga tau dy.. )

g skr bukan mw ngebahas tentang syapa itu Hana Tajima karena semua hijabers bahkan semua orang dah tau sypa diamrgreen
g terinspirasi bgt ama Hana tajima *moga aja dy bc blog g*mrgreenmrgreen iya semenjak g memutuskan pake jilbab

eits! kerudung ketang, klo jilbab mah harus seusai syar'i ya jujurlah g masi belajar tu juga hhe *blushing* g juga ga tau ngapah pengen pake terus kerudung akhir-akhir ni kek ada "perasaan" laen aja gitu. Memang g pake kerudung bukan kali pertamanya. pas masuk di awal perkuliahan g emg pake kerudung karena terjebak dalam peraturan kampus
yang melanggar hak asazi
yg mewajibkan seluruh mahasiswi pake kerudung *tu g denger dari tetangga sebelah *apa kabar teh??? :p

baiklah setelah g ngomong ngalor ngidul g harep kerudung yg g pake kaga "cabut-tempel" doank
tapi bisa mengkerudungi hati g *kyyaa kyaaa bahasaya say *

(-.-') fiuuuh ngadem dulu ah dari tadi melototin leptop mulu

Senin, 21 Februari 2011

Kompie Sensordyne cenat-cenut

yihaaa!! si kuyang(baca: laptop) minta g lembiru! bawaannya nge hangggg...mulu mana g blm punya duid buat servis si kuyang lagi:nangis:
*lha trus skr posting pke paan?? ulekan? ato remote tv??
skr g lg pke kompie ade g, sukur deh dia blm pulang skula jadi g bisa bebas sepuasnya:devilishgrin:

2 hari yg lalu g tengah disibukan dengan yg namanya sakit n ngilu2 pada gigi geraham kata dokter si gigi geraham g (gigi enam, begitulah belio sebut) tu bolongmrgreen aww..aw... jadi mayu:blush:

ngeri juga pas dokter bilang gigi g musti di matiin sarafnya, ya pa bole buat demi mempertahankan keutuhan jumlah gigi gw yg aduhai dan rupawan* yo wis lah..* si gigi enam di tambel juga tapi pake tambelan sementara dulu selama 5 hari biar sarafnya mati mengenaskan
nah berhubung g juga bermasalah seputar ngilu-ngilu pada gigi maka dokter menganjurkan gw ganti pasta gigi pake SENSORDYNE " maafkan saya papasodent saya tak lagi mjd pelanggan setiamu lagi"::(*ga nyangka yak g lebay (-.-)

Jumat, 18 Februari 2011

laporan KFA alkaloid

IDENTIFIKASI CODEIN dan TEOFILIN

A. PENDAHULUAN

1. Tujuan Percobaan

Mengidentifikasi adanya senyawa golongan alkaloid dan menentukan reaksi didalamnya secara kualitatif

2. Dasar Teori

Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini, baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam.

Semua alkaloid mengandung nitrogen yang sering kali terdapat dalam cincin heterosiklik, dan banyak, tetapi tidak semuanya, bersifat basa seperti ditunjukkan oleh namanya. Efedrina dan meskalina sering dimasukkan dalam golongan alkaloid meskipun nitrogennya terdapat dalam struktur amin alifatik.

Sistem klasifikasi alkaloid yang diterima, menurut Hegnauer

a. Alkaloid Sesungguhnya

Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas phisiologi yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa; lazim mengandung Nitrogen dalam cincin heterosiklik ; diturunkan dari asam amino ; biasanya terdapat “aturan” tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.

b. Protoalkaloid

Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen dan asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan biosintesis dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian ”amin biologis” sering digunakan untuk kelompok ini. Contoh, adalah meskalin, ephedin dan N,N-dimetiltriptamin.

c. Pseudoalkaloid

Pseudoalkaloid tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloid yang penting dalam khas ini, yaitu alkaloid steroidal (contoh: konessin dan purin (kaffein))

Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:

a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik

Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk pada golongan ini adalah:

1. Alkaloid Piridin-Piperidin

Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yangtermasuk

dalam kelas ini adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotianatabacum dari famili Solanaceae.

2. Alkaloid Tropan

Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae)

3. Alkaloid Quinolin

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah ; Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax

4. Alkaloid Isoquinolin

Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora

5. Alkaloid Indol

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan Hodgkin‟s.

6. Alkaloid Imidazol

Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen. Alkaloid ini ditemukan pada famili Rutaceae. Contohnya; Jaborandi paragua.

7. Alkaloid Lupinan

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).

8. Alkaloid Steroid

Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4 cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.

9. Alkaloid Amina

Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae)

10. Alkaloid Purin

1. Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.

b. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik

Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping.

1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)

Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.

2. Alkaloid Capsaicin

Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.

Penggolongan alkaloid berdasarkan sistem cincin

Sifat alkaloid secara umum yaitu basa, namun ada beberapa alkaloid yang tidak bersifat basa. Contoh alkaloid yang tidak bersifat basa: Rutaekarpin

Sifat fisiko kimia alkaloid

- Mengandung satu atom N à basa lemah.

- Atom N dalam alkaloid berbentuk amin primer, sekunder, tersier.

- Rasa pahit.

- Sebagian besar tidak/sedikit larut dalam air.

- Alkaloid basa mudah larut dalam pelarut organik

- Alkaloid bentuk garam larut dalam air, tidak dalam pelarut organik.

- Zat padat, kristal, amorf.

- Spesifik dalam satu jenis famili (morfin à analgesik / kodein-papaveraceae à untuk menekan batuk/antitusif, sirkum-loganiceae).

- Dalam beberapa famili (berberin dalam Berberidaceae, Ranunculaceae, Rutaceae).

Penggolongan alkaloid menurut struktur inti:

- Inti kirolin, isokinolin.

- Indol.

- Imidazol.

- Fenantren.

- Piridin, pirolidin, piperidin.

- Purin base (xanthin).

- Steroid.

- Anin, dll.

Kodein adalah sejenis obat golongan opiat yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat, batuk (antitusif), diare, dan irritable bowel syndrome.

Kodein merupakan prodrug, karena di saluran pencernaan kodein diubah menjadi bentuk aktifnya, yakni morfin dan kodeina-6-glukoronida Sekitar 5-10% kodein akan diubah menjadi morfin, sedangkan sisanya akan menjadi bentuk yang bebas, atau terkonjugasi dan membentuk kodeina-6-glukoronida (70%), norkodeina (10%), hidromorfona (1%). Seperti halnya obat golongan opiat lainnya, kodein dapat menyebabkan ketergantungan fisik, namun efek ini relatif sedang bila dibandingkan dengan senyawa golongan opiat lainnya.

Pengubahan kodein menjadi morfin berlangsung di hati, dan dikatalisis oleh enzim sitokrom P450 dan CYP2D6, sedangkan enzim CYP3A4 akan mengubah kodein menjadi norkodeina.

Teofilin adalah bronkodilator yang digunakan untuk pasien asma dan penyakit paru obstruktif yang kronik, namun tidak efektif untuk reaksi akut pada penyakit paru obstruktif kronik. Teofilin dapat meningkatkan risiko efek samping jika digunakan bersamaan dengan agonis reseptor beta, seperti munculnya hipokalemia.

teophilin

3. Alat dan Bahan

a. alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Penjepit tabung

4. Pipet tetes

5. Gelas kimia

6. Cawan porslen

7. Spirtus

8. Korek api

9. Spatula

b. Bahan

1. Aquadest

2. H2SO4 cair dan pekat

3. HCl cair

4. HNO3 pekat

5. Etanol

6. Kloroform

7. Roux

8. Cu asetat

9. Aq brom

B. PROSEDUR

1. Organoleptik : Mikroskopik, warna, bau, rasa, aroma

2. Kelarutan

a. Dalam air

b. Asam

c. Basa

d. Pelarut organik

3. Reaksi warna secara spesifik

C. DATA DAN PENGAMATAN

Penentuan

Pengamatan

kemungkinan

1. ORGANOLEPTIK

a. Makroskopik (kode 39)

(Kode 31)

Serbuk

Serbuk

Codein

Teofilin

b. Mikroskopik (kode 39)

(Kode 31)

-

-

-

-

c. Warna (kode 39)

(Kode 31)

Putih kekuningan

Putih

Codein

Teofilin

d. Bau (kode 39)

(Kode 31)

Lemah hampir tidak berbau

Tidak berbau

Codein

Teofilin

e. Rasa (kode 39)

(Kode 31)

Pahit

Agak pahit

Codein

Teofilin

Penentuan

Pengamatan

kemungkinan

2. KELARUTAN

a. Air (kode 39)

(kode31)

Agak sukar larut

Tidak larut

Codein

teofilin

b. Asam (kode 39)

(kode31)

Agak sukar Larut

Larut

Codein

teofilin

c. Basa (kode39)

(kode31)

Tidak Larut

Larut

Codein

teofilin

d. Pelarut organik (kode39)

(kode31)

Larut

Tidak Larut

Codein

teofilin

Reaksi warna

Sampel 31 + roux è hijau stabil

Sampel 31 + aq brom è endapan putih stabil

Sampel 31 + Cu asetat è tidak berwarna

Kesimpulan : sampel 31 teofilin

Sampel 39 + HNO3 è kuning

Sampel 39 + H2SO4 è berbusa lama kelamaan berwarna ungu

Kesimpulan: sampel 39 codein

D. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan alkaloid membedakan sifat alkaloid serta reaksi- reaksi yang terjadi di dalamnya secara kualitatif. Praktikum kali ini praktikan diberi 2 sampel yaitu kode 31 dan 39 untuk di identifikasi secara kualitatif berdasarkan reaksi kimia yang terjadi. Identifikasi zat dilakukan meliputi uji pendahuluan uji reaksi warna.

Prinsipnya Penggunaan pereaksi yang dapat bereaksi dengan senyawa yang dianalisis à hasil yang dapat dianalisis.

- Pewarnaan.

- Pengendapan.

- Pembentukan gas dan bau, dll.

Warna yang terbentuk pada penambahan reagen roux harus dilakukan dengan teliti karena perubahan warna yang terbentuk akan berubah seperti halnya pada sampel 31 pertama-tama berwarna coklat lamakel amaan berwarna hijau stabil.

Teofilin merupakan alkaloid turunan xantin (1, 3 dimetil xanthin). Derivate xantin ini tidak larut dalam air kecuali aminofilin. Teophilin mudah larut dalam air panas dan ammonium encer. Hal ini didasarkan pada kelarutan teofilin yang meningkat dengan bertambahnya suhu

Pada identifikasi codein reagen yang disediakan kurang sehingga praktikan agak kesulitan pada saat identifikasi codein. Identifikasi codein hanya menggunakan asam sulfat dan asam nitrat pekat.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan beberapa tahapan uji, dari uji pendahuluan, uji kelarutan, dan kemudian uji penegasan adalah : Kode 31 teofilin Kode 39 codein

F. DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-istry.org/artikel_kimia/biokimia/alkaloid_

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia edisi

ketiga 1979. Jakarta: Depdiknas