Minggu, 13 Februari 2011

Laporan KFA (lagi)

A. PENDAHULUAN
1. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi suatu sampel senyawa campuran dalam suatu obat
2. Dasar Teori
Dalam setiap proses analisis kualitatif dan kuantitatif untuk menetapkan jenis dan jumlah analit yang terdapat dalam sampel, akan memperoleh hasil identifikasi dancpengukuran yang baik apabila komponen tertentu yang dikehendaki memberikan respon tanpa gangguan dari analit lainnya. Idealnya, proses identifikasi jenis dan jumlah dalam suatu proses analisis hanya terdapat analit tunggal yang terbebas dari segala gangguan analisis.
Persiapan sampel melalui proses pelarutan dan peleburan menghasilkan larutan yang mengandung campuran dua atau lebih komponen analit yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengukuran salah satu komponen analitnya
Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Vitamin larut air memiliki karakteristika beragam, yaitu ada yang bersifat asam, basa, dan netral, sehingga dalam larutan akan terdapat dalam bentuk molekul yang netral atau ionik. Asam askorbat bersifat asam dan dalam larutan basa akan terionisasi, sedangkan tiamin hidroklorida, nikotinamida, sianokobalamin, dan piridoksin hidroklorida terionisasi dalam asam dengan karakteristik yang berbeda


Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun
Eritromisin merupakan antibiotik golongan makrolid. Antibiotika golongan makrolida mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya. Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5˚ biasanya tahan sampai beberapa minggu.
3. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Gelas kimia
5. Spatula
6. Lap / tisu

b. Bahan :
1. AgNO3
2. CuSO4
3. Aquadest
4. NaOH
5. HCl
6. HNO3
7. FeCl3
8. Na Nitropusid
9. DAB- HCl
10. Pb asetat
11. Fehling A dan fehling B
12. Resorsin


B. PROSEDUR
1. Uji organoleptik
Uji organoleptik meliputi uji makroskopik, uji mikroskopik, warna dari sampel, bau dan rasa dari sampel.

2. Uji kelarutan
Uji kelarutan meliputi kelarutan sampel daalam air, dalam asam, dalam basa dan dalam pelarut organik.
Caranya : siapkan 4 buah tabung reaksi, masing-masing tabung berturut-turut diisi dengan air/aquades, latutan asam, larutan basa, dan pelarut
organik. Kemudian sampel dilarutkan dalam masing-masing tabung.


3. Uji golongan
Caranya sampel yang akan di identifikasi di reaksikan dengan fehling A dan fehling B apabila ada perubahan warna berarti ada senyawa pereduksi

4. Uji penegasan
Caranya : analit direaksikan dengan suatu reagen tertentu yang spesifik dan selektif, kemudian amati perubahan warna yang terjadi

D. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan obat dan membedakan sifat-sifatnya serta reaksi- reaksi yang terjadi di secara kualitatif. analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran yang tidak diketahui. Praktikan diberi sampel dengan 3 macam analit untuk di identifikasi. Sebelum melakukan identifikasi kita harus tahu terlebih dahulu sediaan apa yang akan kita isolasi, dalam praktikum klai ini praktikan mendapatkan sampel serbuk berwarna merah jingga. Agar memudahkan tahap preparasi sampel digerus dan di bagi menjadi 3 yaitu untuk uji golongan uji penegasan dan cadangan. Untuk mengetahui sifatnya sampel dilarutkan terlebih dahulu dalam aquadest, dan hasilnya membentuk endapan yang sebagian larut. kemudian pisahkan pada tabung ke 1 berupa endapan dan tabung ke 2 berupa larutan yang larut. Kemudian dilanjutkan uji penggolongan secara diazotasi ternyata hasilnya negative secara esterifikasi negative. Baru pada uji penggolongan vitamin dan antibiotic positif. Pada tabung ke 2 di bagi menjadi tiga bagian yaitu tabung 2a 2b dan 2c masing tabung diberi pereaksi fehling, resorsin dan AgNO3 uji penegasan dilakukan berdasarkan cara kimia. Fehling adalah oksidator sehingga akan mereduksi asam askorbat hasil positif ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna. Spot test dilakukan dengan cara analit di tambahkan FeSO4 dan NaOH ketika ditambahkan asam warna ungu tersebut akan hilang sedangkan apaibla ditambahkan basa akan timul warna ungu kembali, hal ini terjadi karena dalam suasana basa sama askorbat akan terionisasi. Karena vitamin C dan vitamin B12 sama sama larut dalam air maka harus di pilih pereaksi yang spesifik dan selektif.
Pada tabung pertama terdapat endapan kemungkinan zat tersebut antibiotic karena sifatnya yang sukar larut air. Maka larutan tersebut ditambahkan pelarut organic seperti etanol untuk mepertinggi kelarutan. Baru kemudian dilakukan uji golongan dengan asam sulfat, warna yang terbentuk coklat tua. Jadi kemungkinan sampel tersebut eritromisin.

E. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel no. 12 adalah vitamin b12 vitamin C dan eritromisin


F. DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman, A.H., 1995. Biokimia untuk Pertanian. USU-Press, Medan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia edisi ketiga 1979. Jakarta: Depdiknas
http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_B12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar