Jumat, 18 Februari 2011

laporan KFA asam

IDENTIFIKASI ASAM PIKKRAT dan ASAM BORAT

A. PENDAHULUAN

1. Tujuan Percobaan

Menganalisa atau mengidentifikasi analit secara kualitatif

Menganalisa atau mengidentifikasi suatu zat terutama obat – obatan

Mengertahui sifat-sifat asam dan golongannya

2. Dasar teori

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan tidak dianjurkan. (Wikipedia)

Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter.

Teori Asam-Basa Arrhenius

Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin). Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.
Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu :

    • Asam

asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan

HxZ(aq)---------»xH+(aq) + Zx-(aq)

  • basa

basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). dan dirumuskan dengan

M(OH)x(aq)---------»Mx+(aq) + xOH-(aq)

Asan karboksilat merupakam segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh gugus karboksil. Asam karboksilat tergolong asam karena dalam larutan, menghasilkan ion karboksilat dan proton. RCOOH ----> RCOO- + H+

Asam karboksilat melimpah dan tersebar luas di alam. Anggota deret asam karboksilat alifatik BM rendah tidak berwarna, mudah menguap, baunya tajam dan tidak sedap. Contoh asam karboksilat adalah Asam formiat, asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam oxalat, asam fumarat dan lain-lain.

Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat (Fessenden, 1997).

Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang dan sebagainya (juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat kimia: asam paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan aldehida (Riawan, 1990).

Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7ºC, titik didih 80ºC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut organik (Fessenden, 1997).

Menurut Arrhenius

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H+.

Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.

Contoh:

1) HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
2) NaOH(aq) → Na+(aq) + OH-(aq)

Menurut bronsted-lowry

Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.

Contoh:

1) HAc(aq) + H2O(l) ↔ H3O+(aq) + Ac-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

HAc dengan Ac- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
H3O+ dengan H2O merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

2) H2O(l) + NH3(aq) ↔ NH4+(aq) + OH-(aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

H2O dengan OH- merupakan pasangan asam-basa konjugasi.
NH4+ dengan NH3 merupakan pasangan asam-basa konjugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).

Teori Lewis

Dasarnya adalah pemakaian pasangan elektron Bebas dikatakan asam jika menerima pasangan elektron dan basa jika memberikan pasangan elektron

Asam Dan Basa Polivalen

Asam dan basa polivalen mengion secara bertahap dan tiap tahap memiliki nilai tetapan kesetimbangan sendiri. Contoh: Asam sulfat

sifat-sifat yang dimiliki oleh asam karboksilat adalah:

1. Reaksi Pembentukan Garam

Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:

HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O

2. Reaksi Esterifikasi

Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:

RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O

3. Reaksi Oksidasi

Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.

4. Pembentukan Asam Karboksilat

Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat (Fessenden, 1997).

3. Alat dan Bahan

a. alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung

3. Penjepit tabung

4. Pipet tetes

5. Gelas kimia

6. Cawan porslen

7. Spirtus

8. Korek api

9. Spatula

b. Bahan

1. Air

2. HCl

3. H2SO4 pekat dan encer

4. NaOH

5. K2Cr2O7

6. Etanol

7. CuSO4

8. HNO3 pekat

B. PROSEDUR

1. Organoleptik : Makroskopik, warna, bau, rasa, aroma

2. Uji nyala : Zat + methanol+ H2SO4 pekat èbakar di tempat gelap

3. Kelarutan

a. Dalam air

b. Asam

c. Basa

d. Pelarut organik

4. Reaksi warna

C. DATA DAN PENGAMATAN

Penentuan

Pengamatan

kemungkinan

1. ORGANOLEPTIK

a. Makroskopik (kode 31)

(kode8)

Serbuk berwarna kuning

Serbuk sisik mengkilap kasar

Asam pikrat

Asam borat

b. Mikroskopik

-

-

c. Warna (kode31)

(kode8)

Kuning terang

Putih mnegkilap

Asam pikrat

Asam borat

d. Bau (kode 31)

(kode8)

Tidak berbau

Asam pikrat

Asam borat

e. Rasa (kode 31)

(kode8)

Agak asam pahit kemudian manis

Asam pikrat

Asam borat

Penentuan

Pengamatan

kemungkinan

2. KELARUTAN

a. Air (kode 31)

(kode8)

Larut

Tidak larut

Asam pikrat

Asam borat

b. Asam (kode 31)

(kode8)

Larut

-

Asam pikrat

Asam borat

c. Basa (kode31)

(kode8)

Larut

Larut

Asam pikrat

Asam borat

d. Pelarut organik (kode 31)

(kode8)

Larut

Tidak larut

Asam pikrat

Asam borat

D. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan asam, membedakan sifat asam serta reaksi- reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada praktikum kali ini praktikan diberi 2 analit untuk di identifikasi secara kualitatif berdasarkan reaksi kimia yang terjadi. Identifikasi zat dilakukan meliputi uji pendahuluan uji esterifikasi dan uji nyala uji warna.

Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa dilambangkan dengan R’). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.

Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media basa seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.

Pada praktikum kali ini uji esterifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi analit. Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan analit secukupnya kedalam tabung reaksi tambahkan asam sulfat pekat sebagai katalisator kemudian panaskan dan amati baunya. Dalam pengamatan analit (kode 8) tidak memgeluarkan bau yang khas seperti halnya ester-ester. Kemungkinan analit tersebut asam borat karena pada saat uji kelarutan analit ini sukar larut, baik dalm air maupun pelarut organic. Maka praktikan memutuskan uji nyala borat yaitu dengan cara mereaksikan analit kode 8 (asam borat) dengan methanol dan asam sulfat pekat kemudian di bakar di tempat gelap. Nyala hijau pada reaski nyala ini menandakan terbentuknya metil borat yang menyebabkan nyala warna hijau tadi. Pada saat uji nyala ini harus diperhatikan cahaya yang akan mengganggu dan pada saat ditambahkan methanol harus segera dibakar karena jika tidak dilakukan sesegera mungkin methanol akan menguap.

Di industry obat dan farmasi Asam borat digunakan dalam pembuatan obat yang berfungsi sebagai anti septik, desinfektant, penyegar dan deterjen. Asam borat juga bersifat bakteriostatis dan fungistatis, yaitu dapat menahan pertumbuhan bakteri dan jamur.

Asam borat dibuat dengan proses asidifikasi yaitu penambahan asam, yang dalam proses ini adalah asam sulfat Proses asidifikasi borak adalah suatu proses di mana terjadi Reaksi kimia antara borat dan Asam Sulfat yang menghasilkan produk Asam Borat. Pengertian dari asidifikasi itu sendiri adalah penambahan asam, yang dalam proses ini adalah asam Sulfat. Borak direaksikan dengan Asam Sulfat pada temperatur 80 􀃛C dan tekanan 1 atm menghasilkan produk yang berupa Asam Borat.

Reaksi yang terjadi : Na2B4O7 .10 H2O + H2SO4 è H3BO3 + Na2SO4 +5H2O

Asam Borat ( H3BO3 )

a. Sifat-sifat fisis

1. Berat molekul : 61,833 g/gmol

2. Spesifik gravity (sg) : 1,5172

3. Titik leleh : 170,9 ˚C

4. Titik didih : 300 ˚C

5. Bentuk : kristal berwarna putih

b. Sifat-sifat Kimia

1. Stabil di bawah kondisi-kondisi lingkungan higroskopik.

2. Asam borak jika dipanaskan diatas 170˚C akan terdehidrasi

Dalam farmakope Indonesia edisi III 2,4,6-Trinitrophenol (TNP) atau yang lebih dikenal sebagai asam pikrat ini secara makroskopik berbetuk serbuk hablur kuning terang tidak berbau. Asam pikrat dapat dibuat dengan nitrasi dari phenol, benzena, asam salisilat. Saam pikrat bersifat asam karena pada strukturnya terdapat gugus fenol bahkan ada pKanya meskipun kecil. Asam pikrat berbentuk serbuk kuning ini bereaksi asam terhadap larutan lakmus.dalam larutan asam dan basa asam pikrat larut

E. KESIMPULAN

Kode 31 asam pikrat

Kode 8 asam borat

F. DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden. 1997. Kimia Organik II. Jakarta: Erlangga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam [diakses tanggal 26 oktober 2010 jam 16.45 WIB]

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/teori-asam-basa-2/

[diakses tanggal 26 oktober 2010 jam 16.45 WIB]

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia edisi ketiga

1979. Jakarta: Depdiknas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar